Sabtu, 10 Maret 2012

ANTOLOGI from KPM Club : 



 

Selasa, 21 Februari 2012

Ha....Hi....Hu......!!!
Tetes darah menggenangi waktu
berbaur bersama nurani yang kaku
detak jantung tersekat awan kelabu
beriring dalam putaran waktu
Dalam rintihan kalbu
Ku panjatka pada-Mu Yaa Robbi....
Tentang pengharapan pada-Mu
Yang terhempas awan kelabu
Raga ini tak bisa berdalih
Dengan semua khilafku pada-Mu
Saat butiran air mata terjatuh
Tak kuasa kuhapus jalur kelam
Yang menggerogoti kalbu ini
Dalam denting waktu yang terus bergulir




TANGISANKU


Aku terperangkap dalam kabut
Mendengar jeritan tangis ibu
Hatiku terasa hambar
Bagai dihempas sang ombak
Aku hancur tanpa bisa mengerti
Ku tak tahu arah pergiku
Terbelenggu dalam naungan kasih
Aku yakin
Cahaya-cahaya kasih akan datang
Tuk meluluhkan hati



TANGISAN HATI

Mengapa,
Kata itu terus menggema di hatiku
Menggoreskan luka di hatiku yang kelam
Menggerogoti tabir cinta
yang telah menjadi bangkai busuk
Aku tak dapat menahan
Tumpahan air mata jatuh
Dari bola bening yang mulai meredup
Ingin kutahan tetesan air mata ini
Tapi, hati yang teriris semakin deras
Mengalirkan air mata
Melebur isi hatiku yang tergores
Di bawah naungan cinta kasihnya 


By : Ayu Hadidatin


RASA


Aku merasakannya...
Aku merasakan sebuah harapan
Dan rasa sakit yang begitu dalam
Dalam setiap kata yang ia tuliskan
Dalam setiap lagu yang ia lantunkan
Dalam setiap gerak lakunya
Aku merasakannya...
Sebuah  harapan dan rasa sakit yang begitu dalam
Sekejam itukah aku?
Mungkin ya, mungkin tidak
Tapi yang jelas, rasa itu pahit
Rasa itu bak sebuah ironi
Yang membalut kekejaman dalam keindahan
Yang mengubah madu menjadi racun
Yang mengganti belaian menjadi sayatan
Aku benci rasa ini!




CINTA

Telah lama aku mengenal kata itu
Tapi hingga kini,
ku masih belum tahu dengan pasti
Apakah itu cinta?
Yang ku tahu,
cinta itu datangnya dari Tuhan
Cinta adalah suatu benda asing
yang ku kenal
Cinta adalah misterius
Itulah lima huruf yang rumit
dan tak terjelaskan
Adalah kekejaman terselubung
Cinta adalah satu-satunya
hal yang dapat memisahkan dua sahabat
dalam dekat...



DO'A IBU

Ketika malam semakin menghujam
Menyuarakan hantaman tajam sang bayu
Berkeliaran mengiringi
kesunyian yang melanglang buana
Ditemani sesungging senyum bulan 
dan seberkas sinar bintang
Di malam itu
Ketika banyak tubuh-tubuh letih meringkuk bisu
Terjerumus dalam buaian nan jauh disana
Tapi...Engkau, wahai ibuku 
Duduk bersimpuh kian dalam pada kekhusyukan
Hayati titian tasbih mengalirkan dzikir
Mutiara beningmu mengalirkan pengharapan
Getar bibirmu melantunkan untaian do'a :
"Ya Robbi...di setiap tetes air mataku
ku memohon pada-Mu, lindungilah buah hatiku
yang kini telah mencari jati dirinya
tunjukkanlah dia pada jalan-Mu,
penuhilah hatinya dengan rasa kasih sayang,
dan limpahkanlah kebahagiaan padanya
di dunia dan akhirat
Amiin..."
Oh, Ibu
Untaian do'amu setulus kasih sayangmu
Yang kau sembahkan untuk ku
Anakmu...



KOSONG

Pikiran hampa membawa kekosongan
Melayang jauh menembus langit dunia
Saat bintang memberikan kedipnya
Tapi semuanya kosong tak berisi
Teringat saat bulan menyapa
Sayup angin membisikkan kesedihan
Rumput meratapi kehancuran
Air mata langit jatuh membelah bumi
Tapi tak seorangpun mau terima
Kehadiran sebuah kenyataan
Tersadar oleh rayuan mentari
Tetesan embun jatuh dari matahati
Membawa jiwa dalam tetesan kalbu
Hati menanti lilin menyala



KELAM

Remang-remang Jahanam mengisi mata hati
Membawa raga dalam tetesan maya
Ruang semu menerpa
Bertebaran debu-debu tak berdosa
Dengar detak hatiku
Mengiris sepotong kepedihan
Bungkam layangkan kepingan kemunafikan
Akar-akar pohon dusta yang mulai membongkar bumi
Tuhan,
Buka hatiku
Berikan aku kesabaran
Semoga aku bisa menjalani ujian-Mu
Dengan hati tenang tanpa gundah dan amarah
Aku hanya makhluk yang hilang ditelan masa 





ISI HATIKU


Hitamnya hidup
yang menggerogoti
Tendangan omongan
yang mengkhianati
Hijaunya angan 
yang tak tersampaikan
Tinjuan perlakuan
yang mematikan
Akankah...
Si kecil menganggap
Ataukah...
Si kecil menghiraukan
Biarlah dia berpikir
Sejenak demi hatinya
Kan kuberi kotak pelindungan
Untuk si kecil yang tersayang

MALAM KESEPIAN

Apalah arti hidup ini bila tanpa penjaga
Meratapi hidup di atas bambu keramaian
Menaungi ocehan-ocehan tanpa penghormatan
Menghadapi semua cobaan-cobaan sendiri
Pagi dingin, siang panas, sore hujan
Bukan salah hati, bukan salah aku
Aku sendiri disini kesepian menunggu
Hanya berteman awan, bulan, dan bintang
Angin semilir menyapaku
Yang tengah menangis dalam tetesan ini
Sampai mraga tak adapat kugerakkan
Dan hati ntak bisa bicara
Kapankah kau datang kembali
Menyelimuti dalam malam-malamku
Membawa semangat baru dalam hidupku
Memberi warna-warni dalam setiap langkahku
Menebar benih-benih kebahagiaan
pada hembusan nafasku
Menyejukkan kalbu, menghangatkan jiwa 
Ku ingin engkau ada disini
Demi hati yang hati tersakiti
Masih kurangkah pengorbanan ini
Menangis darah menunggu di seberang
Merindukan kasih sayang darimu
Dalam kesepian ku menantimu

AKIBAT TANGANMU

Telagaku yang semakin kering
Ladangku yang semakin tandus
Hutanku yang semakin gersang
Jiwaku yang semakin resah
Dosa siapakah gerangan
Karma siapakah ini
Kita semua tahu
Tapi...
Tangan-tangan kotor tetap merayap
Gagak terbang diatas atapmu
Pertanda kematian akan tiba
Bersiaplah...
Gagak-gagak lapar
Segera menyantapmu
Doaku hanya satu
Terkutuklah jahannam!!
Pergilah ke neraka!!
Agar negeri ini aman dan kaya








    

Senin, 20 Februari 2012

Sahabatku

Kini kian, kini kian, kini kian aku tak bisa menggandengmu
Waktuku, waktumu, takdirku, takdirmu
terus melaju bak roda kereta melintasi rel-rel sunyi
menyisakan berkas kenangan 
dalam balutan kain putih yang terbungkus rapi di tubuhmu 
Kawan, coba kau dengarkan,
 lantunan do'a dari hatiku yang pilu.............
Kawan, semoga kau tenang di alam sana